Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi
ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan
indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi
+2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999).
Dalam suasana asam atau [H+] ≥ 0,1 N, ion permanganat mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai reaksi :
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Eo = 1,51 Volt
Dalam suasana netral, ion permanganat mengalami reduksi menjadi mangan dioksida seperti reaksi berikut :
MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 Volt
Dan dalam suasana basa atau [OH-] ≥ 0,1 N, ion permanganat akan mengalami reduksi sebagai berikut:
MnO4- + e- MnO42- Eo = 0,56 Volt
(Svehla, 1995).
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Dengan asam klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi :
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
dan
sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan klor. Reaksi ini
terutama berkemungkinan akan terjadi dengan garam-garam besi, kecuali
jika tindakan-tindakan pencegahan yang khusus diambil. Dengan asam bebas
yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer, temperatur yang
rendah, dan titrasi yang lambat sambil mengocok terus-menerus, bahaya
dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal. Pereaksi
kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya
perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk membakukan
kalium permanganat ini dapat digunakan natrium oksalat yang merupakan
standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam (Basset,
1994).
Untuk
pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak
menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat
terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan
reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah
berlebih. Meskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen (II) oksida,
antimoni (II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sulfat
justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan. Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya
digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan
pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi. Seandainya banyak
reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam
menggunakan reagensia ini (Svehla, 1995).
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O E0 = 1,51V
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, statif, buret, sudip, botol semprot, erlenmeyer 250 ml, corong, gelas beker 200 ml, labu ukur 100 ml, krus porselin, eksikator, oven, dan pipet tetes.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan KMnO4 0,1 N, aquades, larutan H2SO4 0,75 N, larutan sampel nitrit, padatan CaCO3, indikator metil merah, garam NH4 oksalat, larutan Na2C2O4, larutan H2SO4 1:8.
IV. PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
1. Diambil 10 ml larutan Na2C2O4 dengan menggunakan pipet volum 10 ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Dilakukan duplo.
B. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3
1. Ditimbang 0,1 gram padatan CaCO3 dengan menggunakan neraca analitik. Dimasukkan ke dalam beaker glass 400 ml.
2. Aquades
ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan beberapa tetes
indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan larutan tersebut
sampai mendidih.
3. Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15 menit.
4. 3
tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan.
Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan
dengan menggunakan kertas saring Whatman No.540.
5. Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi kertas saring dengan menggunakan pengaduk.
6. Dibilas
endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer yang lain.
Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50 ml.
Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.Pembahasan
1. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor
dalam suasana asam sulfat encer dengan menggunakan kalium permanganat
sebagai titran. Dalam suasana penetapan basa atau asam lemah akan
terbentuk endapan coklat MnO2 yang menggangu.
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O (dalam sulfat encer)
MnO4- + 4H+ + 3e MnO2 + 2H2O (dalam asam lemah)
MnO4- + 2H2O + 3e MnO2 + 4OH- (dalam basa lemah)
Kalium
permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat. Pereaksi ini
dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu bertindak sebagai
indikator. Oleh karena itu pada larutan ini tidak ditambahkan indikator
apapun dan langsung dititrasi dengan larutan Natrium
oksalat merupakan standar yang baik untuk standarisasi permangnat dalam
suasana asam. Larutan ini mudah diperoleh dengan derajat kemurnian yang
tinggi. Reaksi ini berjalan lambat pada temperatur kamar dan biasanya
diperlukan pemanasan hingga 60ÂșC. Bahkan bila pada temperatur yang lebih
tinggi reaksi akan berjalan makin lambat dan bertambah cepat setelah
terbentuknya ion mangan (II). Pada penambahan
tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin cepat karena ion
mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis, katalis untuk
mempercepat reaksi. Dari hasil perhitungan maka didapatkan nilai
normalitas dari KMnO4 adalah sebesar 0,7164 N. Pada standarisasi larutan KMnO4 dengan menggunakan larutan standar Na2S2O4 berlangsung reaksi sebagai berikut:
2Na+ + C2O4- + 2H+ H2C2O4 + 2Na+
2MnO4 + 5H2C2O4 + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
2. Penentuan kalsium (Ca2+ ) dalam CaCO3
Penentuan kadar Ca2+ dalam CaCO3
dilakukan dengan pembuatan larutan terlebih dahulu. Larutan kemudian
dipanaskan untuk menghilangkan adanya ion-ion pengganggu atau pengotor
yang dapat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kemudian CaCO3 direaksikan dengan ammonium oksalat menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
CaCO3 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 ↓ + (NH4)2CO3
Penambahan ammonium oksalat ini karena ammonium oksalat digunakan sebagai bahan pengendap kalsium langsung yang memberikan ion C2O42-,
karena mengion. Cara ini disebut dengan homogenus presipitasi, yaitu
cara pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengendap tidak dalam
bentuk jadi, melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat menghasilkan
pengendapan tersebut. Penambahan ammonium oksalat merupakan penambahan
ion sejenis pada larutan, sehingga ia akan memperbesar peluang
terbentuknya endapan kalsium oksalat. Penambahan ammonia dengan
perbandingan 1:1 digunakan untuk membuat suasana reaksi menjadi lebih
alkalis. Hal ini terlihat dari warna larutan yang menjadi kekuningan.
Endapan yang terbentuk setelah larutan yang telah dipanaskan didiamkan
dipisahkan dari filtratnya. Filtrat yang dipisahkan harus benar-benar
bebas dari Ca-oksalat, karena itu endapan diuji dengan ammonium oksalat
di mana apabila penambahan ammonium oksalat tidak menyebabkan
terbentuknya endapan, maka filtrat bebas dari endapan Ca-oksalat.
Endapan
yang diperoleh kemudian dibilas dengan akuades untuk menghilangkan ion
oksalat dan kemudian ke dalamnya ditambahkan asam sulfat panas (1:8)
untuk memberi suasana asam dan larutan diencerkan dengan air panas
sampai 100 ml. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CaC2O4 + H2SO4 → H2C2O4 + CaSO4
Asam oksalat yang terbentuk inilah yang kemudian bereaksi dengan ion permanganat dari titrasi dengan KMnO4. Titrasi dilakukan sampai warna larutan yang semula bening menjadi berwarna merah muda. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
2MnO4- + 5H2C2O4 + 6H+→ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Volume titrasi KMnO4 yang digunakan untuk menentukan kadar Ca2+ dalam CaCO3.adalah 1,35 ml. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh kadar Ca2+ sebesar 39,46%.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Permanganometri merupakan titrasi oksidasi reduksi dengan mempergunakan larutan baku kalium permanganat (KMnO4).
2. Dari hasil perhitungan maka didapatkan nilai normalitas dari KMnO4 adalah sebesar 0,7164 N.
3. Kadar Ca2+ dalam CaCO3 adalah 39,46%.
4. Tujuan dari pencucian endapan adalah agar larutan induk dan zat pengotor yang melarut pada endapan dapat dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Basset. J etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Day, R. A. Dan Underwood, A. L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar