Selasa, 05 Juni 2012

Kwashiorkor dan metabolisme protein

A. Konsep Dasar
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Adapun contoh yang termasuk undernutrisi yaitu marasmus dan kwashiorkor.
Secara klinik dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan marasmus. Diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “ Marasmus Kwasiorkor “
a.Marasmus yaitu keadaan kurang kalori
b.Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan kwashiorkor.
1. Marasmus
a. Pengertian Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein ( suriadi,2001 : 196 ).


b. Etiologi
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
c. Tanda dan Gejala Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
d. PatofisiologiKurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
e. Pemeriksaan Penunjang1.Pemeriksaan Fisik
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LILA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
f. Penatalaksanaan Medis1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penanganan KKP berat
Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.
a- Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi.
- Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik
- Pengobatan infeksi
- Pemberian makanan
- Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat dan payah jantung.
2. Kwashiorkor
a. Pengertian Kwashiorkor
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ). Walaupun sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
b. EtiologiSelain oleh pengaruh negatif faktor sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih ( sindrom nefrotik ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
c. Patofisiologipada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta- lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya penimbunan lemak dalam hati.
d. Gejala Kwashiorkor - Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat.
- Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
- Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
- Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
- Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi
- Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan tajam.
- Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
- Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
e. Pemeriksaan LabolaturiumHampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin, kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun kadar IgA sekretori merendah.Gangguan imunitas seluler khususnya jumlah populasi sel T merupakan kelainan imunologik yang paling sering dijumpai pada malnutrisi berat.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Malnutrisi
1. Pengkajian
a. Anamnesa
• Bidata, umur, pekerjaan, pendidikan dan alamat
• Data subjektif
- bagaimana nafsu makan klien
- berapa kali makan dalam sehari
- banyaknya makan dalam satu kali makan
- apakah ada mual muntah
- bagaimana pola eliminasinya
- apakah ada anoreksia
• Data Objektif
- bagaimana nafsu makan klien
- berapa kali makan dalam sehari
- banyaknya makan dalam satu kali makan
- apakah ada mual muntah
- bagaimana pola eliminasinya
- apakah ada anoreksia
b. Pemeriksaan Fisik • Inspeksi
- lihat keadaan klien apakah kurus, ada edema pada muka atau kaki
- lihat warna rambut, kering dan mudah dicabut
- mata cekung dan pucat
- pada marasmus terlihat pergerakan usus
• Auskultasi
- dengar denyut jantung apakah terdengar bunyi S1, S2, S3 serta S4
- bagaimana dengan tekanan darahnya
- dengarkan juga bunyi peristaltik usus
- bunyi paru – paru terutama weezing dan ronchi
• Perkusi
- perut apakah terdengar adanya shitting duilnees
- bagaimana bunyinya pada waktu melakukan perkusi
• Palpasi
- hati : bagaimana konsistensi, kenyal, licin dan tajam pada permukaannya
berapa besarnya dan apakah ada nyeri tekan
pada marasmus usus terasa dengan jelas
- limpa : apakah terjadi pembesaran limpa
- tungkai : apakah ada pembesaran pada tungkai
c. Pemeriksaan Labolatorium• Biokimia : * Hb anemia
* kadar albumin yang rendah
* kadar globulin kadang – kadang rendah dan tinggi
* kadar asam amino biasanya kurang dari satu
• Biopsi : ditemukan perlemakan pada hati, dan terjadinya nekrosis dan infiltrasi
• Autopsi : hampir semua organ tubuh mengalami degenerasi seperti jantung, tulang
d. Diagnosa yang mungkin timbul dan intervensinya
1. Gangguan nutrisi sehubungan dengan intake nutrisi yang kurang, ditandai dgn:
• DS : - Klien mengeluh badan lemah
- anoreksia
- lesu
- mudah lelah
• DO: - berat badan turun
- berat badab tidak sesuai dengan tinggi badan
- edema
- rambut kering, kusam, jarang, putih dan mudah dicabut
- kulit kering dan bersisik
- hepar membesar
- hb rendah
- mata pucat dan cekung
Tujuannya :
- badan tidak lemah
- nafsu makan membaik
- ceria dan segar
- BB normal
- edema hilang
- rambut distribusi rata, hitam nampak berminyak
- hb normal
- hepar tidak membesar
Intervensi :
- berikan makanan TKTP, dilakukan secara bertahap
- hidangkan makanana dalam keadaan hangat
- observasi intake dan output
- observasi TTV
- kolaborasi dengan dokter ( untuk pemberian vitamin ) dan gizi ( untuk makanannya ).
- penyuluhan kesehatan
-
2. Gangguan pamanuhan kebutuhan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan :
• DS : klien mengeluh mual, badan lemah, Anoreksia, kadang – kadang muntah
• DO : diare, BB turun, turgor jelek, mata cekung
Tujuannya :
- mual – mual berkurang
- badan tidak lemah
- nafsu makan membaik
- muntah berkurang
- diare berkurang
- BB normal
- turgor kulit baik, kenyal
- mata tidak cekung
Intervensi :
- berikan banyak minum
- catat intake dan output
- observasi TTV
- Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan cairan parental dengan nutrisi tinggi
-
3. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan pertahaan tubuh yang kurang adekuat ditandai dengan :
- badan lemah
- lesu
- pusing
- Hb rendah
- BB tidak sesuai dengan tinggi badan
- mata pucat
Tujuannya :
- badan tidak lemah dan ceria
- pusing berkurang
- Hb normal kembali
- BB normal kembali
- mata tidak pucat
Intervensi :
- berikan makanan TKTP
- isolasi penderita
- monitoring TTV
- kolaborasi : laporkan segera adanya tanda – tanda khusus yang menyangkut keadaan klien.

0 komentar:

Posting Komentar